Bedanya kalau dulu bangsa kita dijajah secara Fisik sekarang bangsa kita ‘dijajah’ secara Budaya, teknologi, cara berfikir dan lainnya yang membuat kita tak bias menjadi diri sendiri dan merasakan negara inonesia yang sebenarnya. Kita lihat faktanya dilapanga. Sekarang gadget, android, tablet dan BB seolah sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia di alangan menangah keatas bahkan kebawahpun sudah sanngat ketergantungan akan alat komunikasi tersebut. Penjualannya di Indonesia merupakan sasaran empuk produsen luar negeri mulai dari yang kualitas yang paling hebat sampai Kw atau bahkan abal-abal. Ini di pengaruhi karena gaya hidup masyarakat kita yang cenderung konsumtif. Seperti makanan yang murah, penjualan gadget dan teknologi lainnya terus meningkat pesat dari tahun ketahun hal ini berbanding terbalik dengan industri dalam negeri kita yang semakin hari semakin mengenaskan.
Bahkan dengan adanya produk impor dari china yang membanjiri pasar dalam negeri kita. Produk tersebut bervarian dan semuanya ada. dimulai dari kaki sampai ujung rambut hampir semua produk china ada dan trata-rata dipakai oleh masyarakat Indonesia. Inipun menjadi surganya bagi para pembelanja dan menghabiskan uang tanpa difikirkan dampak negatifnya bagi diri sendiri, lingkungan apalagi Negara.
Selanjutnya kita lihat dalam teori kritis, masuknya tradisi kritis dalm ilmu komunikasi menjajikan bahwa kimunikasi bisa menjadi tantangan reflektif terhadap wacana tak adil (unjust discourse) (Griffin 2003:30). Kita lihat dilapangan bahwa siapa yang cepat bisa teknologi terbaru maka dia orang yang gaul atau pintar dan lain halnya untuk meremrhkan bagi orang yang tidak faham ataupun yang tidak memilkinya. Tapi sadarkah kita bahwa setiap ada gadget yang baru kita berburu sampai berdesak desakan layaknya antre sembako.
Inilah bentuk penjajahan nyata bagi kita dan pada bangsa indonesia saat ini. Kita diberisarana dan dimanjakan oleh sesuatu yang enak-enak dari luar. tanpa harus berfikir atau bersusah payah membuat bahkan menciptakan inovasi baru. kita di buat bodoh oleh bangsa lain. mereka sibuk mengembangkan teknologi baru kita di buat layaknya sebuah percobaan akankah kita tetap seperti ini hanya diri kitalah yang dapat mengartikannya. Diri kita juga yang harus sadar dan memanfaatkan apa yang ada utuk kemajuan kita semua. Kita juga jangan kalah oleh Negara maju kita juga bisa.
Dalam segi kebudayaan kita mulai sedikit dijajah oleh bangsa lain terutama jepang. Kapan kita bisa pada suatu saat ada Festifal Budaya Indonesia juga di pusat belanja Tokyo, Kyoto, Osaka atau di kota-kota besar lainnya di Jepang, dimana anak-anak muda Negeri Matahari Terbit tersebut dengan bangganya menggunakan Kostum khas ala abang-mpok Betawi, ala mojang-jejaka Bandun, kangmas-mbakyu Solo atau bahkan pakaian khas ala daerah lain di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas hingga Pulau Rote yang benar-benar kaya akan corak warna dan budaya. Dan mereka juga menjejali gerai-gerai stand yang berisi sajian makanan khas dari Indonesia seperti, Nasi Liwet, Kimlo, Nasi Uduk, berbagai jenis Soto dan Sate dan lain-lain yang bercitarasa Nusantara. Tapi nyatanya kita malah terbalik dengan realitas uyang ada. Anak-anak remaja bangga akan hal tersebut tapi agak kurang bangga dan memamerkan kebudayaan Negara kita sendiri. Anak-anak remaja terlalu condong ke barat-baratan apalagi sekarang yang musim ke korea-koreaan dan jepang.
gdgfghdghd
Posting Komentar